Cincau
Hijau Minuman Herbal
Cincau
hijau dikenal dengan nama daluman oleh masyarakat Bali. Di Jawa, cincau
hijau memiliki nama lokal seperti camcao,
juju dan kepleng. Masyarakat Sunda
menyebutnya camcauh atau tahulu.
Berbeda dengan cincau hitam, camcao menghasilkan konsentrasi cincau (hijau)
yang lebih pekat. Namun masih memberi kesan transparan seperti jelly. Tak heran apabila di
China cincau hijau ini disebut ai-yu
jelly.
Tumbuhan
yang bernama latin Cylea
barbata Myers ini merupakan
tumbuhan merambat. Dengan diameter batang yang kecil, panjang tanaman daluman
dapat mencapai belasan meter. Kulit batangnya kasap. Sementara itu daunnya
berbentuk perisai. Warna daunnya hijau pucat dan mempunyai permukaan yang agak
berbulu. Tergantung jenisnya, ada juga daun daluman yang licin mengkilap. Akan
tetapi yang lebih sering dijadikan minuman adalah jenis daun dengan permukaan
berbulu. Kenapa? Karena rasanya lebih enak, lebih awet dalam arti kata tidak
gampang mencair. Jenis inilah yang paling sering dijual dan paling laku di
pasaran.
Daun daluman mempunyai
kandungan lemak dan semacam karbohidrat yang memiliki kemampuan menyerap air.
Itu sebabnya cairan daun daluman dapat menjadi padat. Pembuatan cincau tidaklah
sulit. Daun yang sudah dicuci bersih diremas-remas sampai mengeluarkan cairan
hijau yang berbusa. Daun yang sudah “remuk” ini kemudian direndam dalam air
matang sampai membentuk cairan yang encer. Sebelum cairan terlanjur kental,
ampas daun harus segera dipisahkan dengan cara menyaringnya. Diperlukan waktu
antara 3-4 jam agar cairan dapat mengeras. Saripati daluman dapat langsung
diminum dalam keadaan cair. Selain sebagai bahan baku minuman dingin, daluman
dapat dijadikan bahan campuran agar-agar.
Dalam
proses pembuatannya, ada yang merebus daun terlebih dahulu dan menambahkan soda
kue sebagai pengawet. Ada juga yang memberi campuran daun jempiring (kacapiring)
untuk mempercepat proses pengentalan.
Minuman
tradisional ini sangat digemari pada saat musim kemarau atau pada saat bulan
Ramadan. Es Daluman mempunyai sifat mendinginkan, dan berkhasiat untuk
mengatasi sembelit. Umat Muslim di Kampung Jawa, Denpasar sering mengkonsumsi
Es Daluman ini apabila BAB nya tidak lancar, tanpa perlu mengkonsumsi obat
pencahar.
Daun
daluman sarat akan klorofil yang mengandung beberapa zat anti-protozoa dan
tetrandine yang merupakan alkaloid (mirip alkali) penyebab malaria Plasmodium falciparum.
Sebagai tanaman herbal, daluman berkhasiat mengurangi sakit perut akibat kolitis (pembengkakan usus) dan
menurunkan hipertensi. Sementara itu, akarnya dapat digunakan untuk mengobati
demam dengan meminum air seduhannya.
Minuman tradisional Bali
ini masih eksis. Namun, di Bali sendiri, agak sulit menjumpai minuman ini dalam
daftar menu di restoran - hanya warung-warung kecil dan pedagang keliling. Di
Jakarta, Es Daluman disajikan di satu resto di kawasan Kebayoran.
Yang
membedakan es cincau Bali dengan es cincau di daerah lain adalah cara
pembuatannya yang masih tradisional alias rumahan dan dibuat dari daun cincau
segar. Selain itu penggunaan santannya diperoleh dari kelapa bakar. Harum
gosong yang semriwing ini mendatangkan sensasi berbeda.
Sebagai pemanis biasanya digunakan gula aren.
Dalam
perkembangannya, campuran Es Daluman mengikuti selera pasar. Sirup merah
menggantikan gula aren, dan cendol pun dijadikan salah satu campurannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar